cara_daftar_sbobet_bola photo foto31_zpsmpr3dbtq.jpg"/>" /> cara_daftar_sbobet_bola3 photo foto29_zpsao6qcv4s.jpg"/>" /> cara_daftar_sbobet_bola1 photo foto27_zpsq7qr0deb.jpg"/>" /> cara_daftar_sbobet_bola2 photo foto28_zps6ko2yy48.jpg"/>" /> cara_daftar_sbobet_bola4 photo foto30_zpsa9scqkpc.jpg"/>" />

Friday, June 17, 2016

Tante Kesepian Butuh Belaian


Tante Kesepian Butuh Belaian - Tes.. tes.. Hujan gerimis. Padahal mentari masih bersinar, membuai orang-orang menikmati senja. Aku bergegas pulang. Keramaian taman makin menghilang. Sibuk orang-orang menyelamatkan diri dari titik-titik air. Lalu menyelamatkan yang lainnya, jemuran pakaian dan kasur. Gerimis meningkatkan frekuensinya menjadi lebat. Hujan deras. Di depan flatku seorang wanita muda mengangkati jemurannya yang cukup banyak. Kelihatannya kurang mengantisipasi akibat baru bangun tidur. Masih memakai piyama.
“Satya, bantuin Tante dong!”
Tanpa bicara aku membantunya. Sprei, kelambu, baju, t-shirt, dan ..ih, pakaian dalam.
“Bawa ke mana, Tante?”
“Sekalian ke dalam aja!”

Tante Laura berjalan di depanku. Menaiki tangga hingga lantai dua. Aku cukup puas menikmati irama pinggulnya yang kukira agak dibuat-buat. Saat menghadap ke arah terang, siluet tubuhnya jelas membayang. Seakan telanjang. Kami masuk ke rumahnya. Tante Laura menggeletakkan jemuran di sudut kamarnya, akupun mengikutinya.
“Makasih ya? Kamu mau minum apa, Ka?” tanyanya yang langsung menghentikan maksudku untuk langsung pulang.
“Apa aja deh, Tante. Asal anget.”
Kurebahkan diri di sofanya. Hmm, lumayan nyaman. Tante Laura belum mempunyai anak. Yang kutahu, suaminya, Om yang tak kutahu namanya itu hanya sekali-kali pulang. Dengar-dengar pekerjaanya sebagai pelaut. Ha ha, pelaut. Di mana mendarat, di situ membuang jangkar. Sinis sekali aku.
“Om belum pulang, Tante?” tanyaku basa-basi sambil menerima teh hangat.
“Belum, nggak tentu pulangnya. Biasanya sih, hari Minggu. Tapi hari Minggu kemarin nggak pulang juga.”
“Tante nggak kemana-mana?”
“Mau kemana, paling cuma di rumah saja. Kalau ada Om baru pergi-pergi.”
“Eh, kamu nggak ada keperluan lain, kan?”
“Nggak, Tante,” jawabku. Mau apa aku di rumah, sendirian, di tengah hujan yang semakin lebat begini.
“Temenin Tante ya. Ngobrol.”

Kamipun terlibat dalam obrolan yang biasa saja. Sekedar ingin tahu kehidupan masing masing. Dari ucapannya, kutahu bahwa suaminya bernama Om Iwan. Jarang pulang. Yang cukup membuat darahku berdesir agak cepat adalah daster itu. Seakan aku bisa melihat dua titik di dadanya, yang timbul tenggelam ketika kami bercengkrama. Tangan Tante Laura cukup atraktif. Entah sengaja atau tidak sering menyentuh tanganku, atau mampir di pahaku. Makin lama duduknya pun semakin dekat. Hingga..
“Satya, mau nonton film nggak? Tante punya film bagus nih.”
Wah untunglah. Rumahku tidak mempunyai vCD player. Tante Laura menyalakan TV lalu memasang film. Dan, astaga ternyata dia benar tidak memakai BH dan celana dalam. Aku bisa melihatnya jelas karena dia cukup lama berdiri menyamping, cahaya TV membuat gaun tidurnya menjadi selaput transparan. Bentuk payudara beserta putingnya beserta rambut di pangkal paha. Aku lebih ternganga lagi karena film itu XX. Kembali Tante Laura duduk di sampingku, malahan lebih dekat lagi. Tangannya mengusap-usap lenganku dengan lembut.

“Filmnya bagus ya?” Bisiknya pelan.

Namun terdengar di telingaku bagaikan rayuan. Aku tak mampu menjawab karena bibir bawahku menahan ekstasi yang kuat. Entah apa yang harus kulakukan kini. Mataku tak lepas dari wanita yang merintih di film itu, yang sudah distel suaranya pelan. Tante Laura menggenggam pergelangan tanganku. Dan, astaga. Dibawanya tanganku ke payudaranya. Didiktenya tangan ini ke daerah yang tak pernah diraSatyan sebelumnya. Begitu pula tangan kiriku. Kini masing-masing telapak tangan itu memegang rata masing-masing pasangannya, payudara. Pandanganku masih ke arah TV. Aku tak berani menatap wajah Tante Laura.. Tak pernah aku impikan hal ini terjadi. Sementara di TV desahan si gadis yang menghadapi dua batang penis makin membuat hot suasana.

“Satya, hadap sini dong,” ujarnya manja.

Kuhadapkan wajahku. Kulihat tatapan pengharapan di sana. Wajah Tante Laura cukup cantik, dengan kulit putih dan senyuman manis yang menghiasinya. Aku masih memegang payudara itu, hanya memegang dengan daster yang melapisinya. Ah, tak terasa daster itu. Hanya payudara besar ini fokus pikiranku. Tanganku masih canggung, sementara ada sesuatu yang mulai menggeliat di bawah sana.

Tiba-tiba dia menghentikanku, dengan cara yang sempurna. Tangannya merengkuhku dalam pelukan, sementara bibirnya mencium lembut. Payudaranya menghimpit dadaku. Membuat dadaku berdetak hingga aku merasa bisa mendengarnya. Ciumannya nikmat. Beda sekali sekali dengan apa yang ada di TV. Seakan ingin mengaliri dengan hangat jiwanya. Kami berciuman lama sekali, tak terasa tanganku ikut mendekapnya makin erat. Kulepaskan dekapanku untuk mulai mengontrol diri kembali. Berakhirlah sesi ciuman itu.

“Kenapa Satya? Kamu marah ya?” tanyanya pelan.

Tapi sialan, suara-suara di TV itu kembali mengacaukanku. Melumpuhkanku lagi dalam birahi.

“Maafin Tante ya? Tante..” Wajah itu mengeluarkan prana iba untuk dikasihi.

Dia kembali menciumku, cukup hangat. Namun tak sehangat tadi kurasa. Akupun tak mengharap ciuman kasih sayang, karena dariku juga tinggal nafsu. Ciuman-ciuman itu pindah ke leher dan telinga. Ah, tak pernah kubayangkan bahwa daerah ini lebih membuatku bergidik. Akupun menirunya. Kami saling menciumi leher, bahkan Tante Laura sempat mencium keras.

“Aduh, Tante..”



Dia lalu tersenyum dan berdiri. Perlahan dia melepas daster itu, mulai dari tangannya. Satu demi satu tangan daster itu terlepas. Daster melorot, tertahan sebentar di bulatan payudaranya yang besar. Dia menarik ke bawah lagi daster itu. Terlihat payudara, tanpa BH. Putih, bulat, besar, dengan puting susu berwarna merah muda. Mulutku menganga kagum seakan ingin memakannya. Aku menelan ludah.

Diturunkannya lagi. Aku menikmati satu persatu sajian pemandangan itu. Perutnya putih dengan pinggang yang ramping. Pusarnya menjadi penghias di sana. Daster itu tertahan di pinggangnya. Oh, pantatnya menahan. Aku semakin berdebar, ingin mempercepat proses itu, aku ingin segera melihat kemaluannya. Diturunkan lagi, dan ah.. vagina itu muncul juga. Dihiasi rambut berbentuk segitiga yang tak begitu lebat. Bibir vaginanya merah segar, sedikit basah. Untuk pertama kalinya aku melihat wanita bugil. Dengan senyumnya, bangga membuatku tergakum-kagum.

“Sekarang, kamu juga buka ya?” perintahnya manja.
Aku membuka tshirtku. Tante Laura membuka celanaku, Lepas jinsku, tapi Tante Laura tak segera membukanya. Dia jongkok lalu menjilati penisku dari luar celana dalam. Tampak noda basah sperma yang makin ditambah oleh air ludah. Penis itu makin membesar dalam celana dalam, rasanya tak enak kerena tertahan. Segera kubuka dan ..hup keluarlah batang kemaluan diikuti dua bolanya. Tante Laura mengecupnya, si penis tampak membesar. Semakin tegaknya penis diikuti dengan jilatan-jilatan lidah. Uff, enak sekali.

Kini gantian tangannya yang bekerja. Pertama dirabanya semua bagian penis, lalu mulai mengocoknya. Setelah kira-kira telah utuh bentuknya, tegak dan besar, dLauraukkannya ke dalam mulut. Tante Laura memandang ke atas, wajahnya berseri-seri .
“Teruskan Tante.”
Lidah Tante Laura menjilat-jilat, kadang menggelitik penisku. Lalu mulai memaju mundurkan mulutnya, seakan sebuah vagina menyetubuhi penis. Ini hebat sekali. Sekitar 15 menit permainan itu berlangsung, hingga..
“Tante, saya mau ke-luar..” kataku terengah-engah.
Tante Laura malah mempercepat kocokan mulutnya. Aku ikut memegang kepalanya. Dan keluarlah ia. Aku merasa ada 5 semprotan kencang. Tante Laura tidak melepasnya, ia menelannya. Bahkan terus mengocok hingga habis spermanya. Lega rasanya tapi lemas badanku. Tante Laura berdiri, kemudian kami berciuman lagi. A

“Sekarang gantian ya..”
Kini aku menghadapi payudara siap saji. Pertama kuraba-raba dengan kedua tanganku. Remasan itu kubuat berirama. Lalu aku mulai berkonsentrasi pada puting susu. Kutarik-tarik hingga payudaranya terbawa dan kulepaskan. Hmm, bagaimana rasanya ya? Aku mulai menjilatinya. Enak. Jilatanku pada satu payudara sementara tangan yang lain meremas satunya. Ketika kuhisap-hisap putingnya, terasa makin mancung, mengeras, dan tebal puting itu. Kulakukan pula pada payudara satunya. Oh, ternyata jika wanita terangsang, yang ereksi adalah puting susunya. Kira-kira 5 menit aku melakukannya dengan nikmat.

Kemudian jilatanku turun, hingga vaginanya. Kucoba dengan jilatan-jilatan. Kusibakkan lagi rambut kemaluannya agar jilatan lebih sempurna. Ada seperti daging kecil yang menyembul. Yang kutahu, itu adalah klitoris. Kuhisap seperti menghisap puting susu, eh Tante Laura merintih.
“Hmm, Satya, jangan dihisap. Geli. Tante nggak kuat.”
Dan Tente Laura benar-benar lunglai. Tubuhnya rebah ke sofa. Dia terlentang dengan paha mengangkang memperlihatkan vagina terbuka dan payudara yang berputing tegak. Aku lanjutkan lagi kegiatan ini. Makin lama kemaluannya makin basah. Jilatan dan hisapanku makin bersemangat, sementara di sana Tante meremas-remas payudaranya sendiri menahan ektasi.

Tiba-tiba pahanya mendekap kepalaku dan ..serr seperti ada aliran lendir dari vaginanya. Otot liang itu berkontraksi. Inikah orgasme, hebat sekali, dan aku melihatnya dari dekat. Tak kusia-siakan lendir yang mengalir, kuhisap dan kutelan. Rasanya lebih enak dari sperma. Tubuh Tante Laura yang bergoyang-goyang akhirnya tenang kembali. Jepitan pahanya mulai melemah namun penisku mulai ereksi lagi. Kucium mesra vaginanya seperti aku mencium bibirnya. Tante Iya tersenyum. Bibirnya berkata “Terima kasih,” namun tak mengeluarkan suara.

Gambar di film itu merangsang kami. Wanita berpayudara besar terlentang diatas meja kantor. Diatasnya laki-laki dengan penis panjang dan besar menyetubuhi payudaranya. Tangan si wanita menekan payudaranya sendiri agar merapat, dan penis itu melewati celahnya. Kupikir pasti asyik sekali. Aku menjilati dulu payudara Tante Laura, agar basah dan lengket. Tak lupa dengan hisapan-hisapan di putingnya. Setelah merasa cukup, aku duduk di muka payudara itu. Tante Laura merapatkan celah payudaranya. Dia tersenyum senang. Aku mulai dengan pelan memasuki celah payudara, seakan itu adalah liang vagina. Uff, sensasinya luar biasa. Aku mulai memaju mundurkan penis dengan irama.

Ujung penisku terlihat saat aku maju. Kalau klimaks, pasti spermanya sampai ke wajah Tante. Tanganku ikut memegang payudara untuk menguatkan hujaman penis. Kadang aku menarik-narik puting susu. Aku mencium bibirnya, mengangkat paha di lehernya, kemudian menyerahkan lagi penisku. Dihisap dan jilat lagi, seperti tak puas saja. Posisiku duduk tak enak. Aku tak bisa duduk karena akan menekan lehernya, tangankupun tak bisa memaju mundurkan kepalanya. Oh, ada sandaran tangan. Empuk lagi. Apalagi kalau bukan payudara. Sambil aku meremas-remasnya, penis seperti diremas-remas juga.

Tante Laura mengeluarkan kemaluanku sebentar, mengajak posisi 69. Hm, kupikir boleh juga. Maka aku berganti posisi lagi. Tubuhku menghadap Tante Laura, tapi saling berlawanan. Penisku di mulutnya, vaginanya di mulutku. Sampai beberapa saat kami melakukan itu. Aku tak tahu apakah Tante mendapat orgasme lagi, tapi dia sempat diam mengulum penisku, pahanya menekan rapat kepalaku, tapi tak ada cairan yang keluar.

“Satya, berhenti dulu deh.” serunya.

Padahal aku sedang asyik dengan posisi ini. Tante Laura berdiri menuju ke dapur. Rupanya dia minum air dingin. Tante Laura datang. Membawa dua gelas air es dan menyodorkan dua tablet yang kuduga obat kuat. Kami meminumnya satu-satu. Tante memperhatikanku lalu melihat film itu.

“Kita bercumbu beneran, yuk,” ajaknya.

“Di bathtub yuk.”

Dia memegang kemaluanku seperti memegang tanganku, untuk mengajak dengan menggandeng penis itu. Kami ke kamar mandinya. Bathtub-nya cukup besar, Kami mulai lagi. Di bawah shower itu berpelukan sambil meraba dan menyabuni. Nikmat sekali menyabuni payudaranya, senikmat disabuni penisku. Tak ada yang terlewatkan, termasuk vagina dan anus. Ketika air mulai penuh, kami berendam. Airnya tak diberi busa. Nyaman sekali. Lalu kami mulai saling merangsang, meninggikan tensi kembali. Tante Laura mengocok penisku dalam air, sementara aku meraba-raba vaginanya.

Tak berapa lama dia duduk di pinggiran bathtub. Kelihatannya dia ingin vaginanya dijilat. Aku merangkak menjilatinya. Cairannya mulai keluar lagi.

“Pakai tangan juga dong,” pintanya lanjut.

Aku menuruti saja. Kukocok dengan telunjuk kananku. Kucoba telunjuk dan jari tengah, semakin asyik. Tangan kiriku mengusap klitorisnya. Tante memejamkan matanya menahan nikmatnya. Sebelum berlanjut lebih jauh, Tante menghentikan. Membalik badannya menjadi menungging dan membuka pantatnya. Ternyata dari tadi aku belum mengeksplorasi daerah anus. Akupun mencobanya. Kujilat anusnya, reaksi Tante mendukung. Kujilat-jilat lagi, dari anus hingga vagina. Lalu kocoba masukkan dua jariku lagi ke vaginanya dan mengocoknya. Lidahku menjilat-jilat lagi. Daerah pantat yang menggembung berdaging kenyal seperti payudara. Akupun suka. Tante Laura menunjukkan reaksi seperti akan orgasme lagi. Desahannya mulai keras.

“Satya, Tante mau keluar lagi nih. Cepat! Pakai penismu. Ayo masukin penismu. Cumbu Tante, Satya,” jeritnya tertahan putus-putus.

Astaga, dirty talk sekali. Membuat aku makin terangsang. Aku siapkan penisku, walau agak bingung karena tak ada pengalaman. Tante Laura mengocok vaginanya sendiri sambil menungguku memasukkan penis. Penis sudah kuarahkan ke vagina.

“Tante, nggak bisa masuk, nih,” tanyaku bingung.

“Tekan saja yang kuat. Tapi pelan-pelan.”

Aku ikuti sarannya, tetap saja susah. Dasar pemula. Jadinya penisku hanya merangsang mulut vagina saja, menggosok klitoris, tapi itu malah membuat Tante makin terangsang.

“Ayo masukkan, Tante sudah hampir keluar,”

Dengan tenaga penuh aku coba lagi. Dan, berhasil. Kepala penisku bisa masuk walau sempit sekali. Tante Laura bergoyang untuk meraSatyan gesekan karena klimaksnya semakin dekat. Ketika aku coba masukkan lebih dalam lanjut pantat Tante bergoyang hebat. Otot vaginanya seperti meremas-remas. Penisku yang walau baru kepalanya saja menikmati remasan vagina ini. Dan Tantepun orgasme. Setelah itu dia jatuh dan berbaring dalam bathtub. Aku sudah melepaskan penisku.

“Tante, maafin saya ya,” kataku agak menyesal.
Aku belum memasukkan seluruh penisku dalam vaginanya saat dia orgasme.

“Nggak apa-apa. Kepala penisnya sudah nikmat, koq. Ayo kita coba lagi. Sekarang penis kamu mau dikulum, nggak?” Tak usah bertanya. Ganti aku yang duduk di tepi bathtub”.

Tante merangkak dan mengulum penisku. Ah, pose seperti ini membuat aku nyaman, seakan aku yang punya kuasa. Di ujung tubuh yang merangkak itu ada pantat. Wah, empuknya seperti payudara. Akupun menjamah dan meremas-remasnya. Kadang aku membandingkan dengan satu tangan tetap meremas pantat, tangan yang lain meremas payudara. Kenikmatan ganda. Kelihatannya Tante juga menikmati sekali.

Ombak berdebur kecil di bathtub itu. Kurasa penisku mulai megeluarkan tanda akan klimaks. Tumben cukup lama sekali aku bertahan. Mungkin karena obat yang diberikan Tante. Kuhentikan gerakan Tante, kuanggukkan kepalaku ke wajahnya yang masih mengulum penisku. Tante berdiri, aku mengikutinya. Tante membuka vaginanya, aku mengarahkan penisku. Kugosok-gosokkan ke vaginanya. Kutemukan klitosinya. Seperti puting susu, kumasukkan klitoris itu ke dalam lubang penisku. Rangsangannya kuat, sampai-sampai Tante mau jatuh lagi seperti ketika klitorisnya kuhisap kuat-kuat. Ok, sekarang aku mulai memasukkan penisku. Tante Laura menggenggam penisku, mengarahkan agar bisa masuk. Aku seperti orang bodoh yang harus diajari untuk melakukan gerakan yang kupikir semua laki-laki juga bisa. Ternyata tidak mudah. Dengan susah payah akhirnya kepala penisku masuk.

Seperti tadi, kucoba goyang maju mundur untuk membuatnya siap melanjutkan misinya. Suasana begitu sepi, mungkin sudah malam. Tapi hujan masih menetes satu-satu. Sunyi. Saat itu, tiba-tiba ada ketukan di pintu rumah. Tok..tok..tok.. Dan kami diam seperti hendak dipotret saja,

“Laura..Laura, ini aku. bukain pintu dong..”, teriak seorang laki-laki.

Kami bagai tersambar geledek, mematung dalam badai. Hujan tadi berlanjut menjadi badai akibat suara itu.

“Mas Iwan..”, bisik Tante Laura pelan. Penisku langsung lemas, keluar begitu saja dari vagina yang telah susah payah berusaha dijebolnya.

“Apa yang harus kita lakukan?”

“Aku akan berpura-pura..”

“Kalau aku?”

“Sembunyi saja.” “Dimana?” Kata-kata kami meluncur cepat nyaris tak bersuara. Kami berusaha berfikir. Agak sulit, karena sedari tadi hanya menggunakan nafsu.

“Laura, kamu tidur ya? Bukain dong,” suara Om Iwan seakan detik-detik bom waktu yang siap meledak. Wajah Tante Laura sedikit cerah.

“Aku ada akal..”

“Gimana?” tanyaku tak sabar.

“Kamu di sini saja dulu. Jangan keluar sebelum kupanggil.”

Tante Laura merendam lagi dirinya dalam bathtub, kemudian keluar. Aku menutup pintu kamar mandi, tidak terlalu rapat agar bisa melihat keadaan. Kulihat Tante Laura membawa pakaianku dan menengelamkannya dalam tumpukan jemurannya. Mengelap lagi sofa dengan dasternya, melemparkan daster itu ke tumpukan jemuran. Kemudian membuka pintu. Apa yang dilakukannya? Dia sudah gila? Aku bisa mati jika suaminya tahu kami telah berbuat. Belum sih, tapi hampir menyetubuhi istrinya. Lalu? Adakah mantra untuk menghilang? Aku takut menghadapi kenyataan Saat ini Di tempat ini Dalam keadaan ini Dengan apa yang telah kulakukan.


Sumber : Pengalaman Pribadi

Nikmatnya Lubang Biduan


Nikmatnya Lubang Biduan - “Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Amanda bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang ingin bernyanyi bersama saya, mari.. saya persilakan. Atau jika ingin request lagu.. silakan”.
Penyanyi yang ternyata bernama Amanda itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai kemudian telingaku menangkap perubahan cara bermain dari sang keyboardist. Aku melihat ke arah band tersebut dan melihat Amanda ternyata bermain keyboard juga.

Amanda bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan berusaha mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’.

Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya. Amanda ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Amanda. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.

“The Heri From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Heri.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Aku melanjutkan percakapan dengan clientku dan tak lama kemudian aku mendengar suara Amanda.
“The Heri From Ipanema.. Untuk Mr. Heri..?”

Bahasa tubuh Amanda menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Amanda bisa melihatku.

Kulihat Amanda membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya. Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku.
Aku kembali berbicara dengan clientku. Tak lama kudengar suara Amanda menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Kulihat sekilas Amanda tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.

“Amanda.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Amanda meresponsku. Segera kutelepon dia.

“Hai.. Aku Heri. Kau dimana, Amanda?”

“Hi Heri. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”

“Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Amanda.

“Rayuan ala Heri, nih?”

“Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”

“Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”

“Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”

“Okay.. Aku tunggu ya.”

“Okay.. See you soon, sexy..”

Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30. Masih 30 menit lagi.

Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Amanda yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Amanda dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.

Dalam perjalanan mengantarkan Amanda pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Amanda tampak menggigil.

“Heri, AC-nya dikecilin yah?” tangan Amanda sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu.
Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.

“Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.

Aku memang ingin membuat Amanda kedinginan. Kulihat Amanda bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Amanda diam saja.

“Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Lina tersenyum. Dia tidak menolak.

“Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”

“Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”

“Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”

“Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.
“What a Heri! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Amanda tampak terkejut.
Mukanya terlihat penasaran.

“Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Amanda.
“Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.

“Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”

Amanda masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Atau Amanda memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Amanda berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos. Kukira Amanda akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.

“Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.

“Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”

Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Amanda akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Amanda.

“Salah tuh mainnya.” komentar Amanda. Dia ikut bernyanyi.

“Ajarin dong..” kataku.

Dengan segera Amanda mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Amanda berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku.

Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Amanda saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.

“Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.

“Oh ya..” aku berdiri.

Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!

“Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Amanda terkejut. Aku tertawa saja.

Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja. Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Amanda malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!

Amanda membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya.

Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Amanda juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.

“Agh..” kudengar rintihan Amanda. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.

“Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Amanda menggenggam batang penisku dan meremasnya.



Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Amanda kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Amanda duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Amanda tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!
Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Amanda cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik.

Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Amanda. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.
Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.

Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas.

Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Amanda. Sesekali Amanda menggigit bibirku. Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Amanda. Dari bahasa tubuhnya, Amanda sangat menikmati pijatanku.

“Ogh.. Its nice, Heri.. Och..” Amanda mengerang.

Lidahku mulai menjilati telinganya. Amanda menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku. Aku merasakan payudara Amanda makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.

“Payudaramu seksi sekali, Amanda.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Amanda memainkan bola matanya dengan genit.

“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.

“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.

“Ergh..” desah Amanda. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.

Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Amanda kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.

“Ough.. Enak.. Ayo, Heri” Amanda memintaku mulai beraksi.

Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Amanda dengan terampil mengikuti tempo kocokanku.

Kamu bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.

“Agh.. Agh..” Amanda mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.

“Come on, Heri.. Fuck me..” ceracaunya.

Rupanya Amanda adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat.

Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami. Amanda menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Amanda sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.

“Hey.. Perih tau!” teriak Amanda. Aku tertawa.

“Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.

Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.



“Aku mau nyampe, Amanda..”

“Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.

“Aman, Heri. Aku ada obat anti hamil kok..” Amanda meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Amanda berteriak makin keras.

“Yes.. Aku juga hampir sampe, Heri.. come on.. come on.. oh yeah..”

Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..

“Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Amanda makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.

“Aarrgghh.. Yeeaahh..” Amanda menyusulku orgasme.

Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya.

Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia. Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Amanda tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.

“Thanks Heri.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”

Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.

Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.

“Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Amanda. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Amanda tertawa.

“Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Heri.” aku menganggukkan kepalaku padanya.
“Hi Gladys..” sapaku.

Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Amanda dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang.


Sumber : Pengalaman Pribadi

Monday, June 13, 2016

Mahasiswi Selingkuh Di Kampus


Mahasiswi Selingkuh Di Kampus - Temanku Mahasiswi semester 6 yang kuliah di PTN Bandung orangnya cantik dia bernama Bella dia mempunyai
sahabat yang satu kampus tapi beda jurusan namanya Shinta , berdua mengontrak rumah yang berisi 2 kamar
bersebelahan.
Kedua kamar mereka dihalangi oleh dinding penyekat yang terdapat jendela kaca pada bagian atasnya
sebagai media untuk pembagi cahaya agar ruangan tidak terlalu gelap dan pengap apabila lampu
dimatikan.
Kedua mahasiswi ini selalu mengenakan jilbab lebar dan baju longgar yang panjang serta sama-sama aktif
di organisasi KAMMI yaitu organisasi kemahasiswaan yang bernuansa religius.
Cerita ini bermula, ketika Shinta memutuskan menikah dengan kakak kelasnya yang bernama Retno yang juga
sama-sama aktif di KAMMI. Keputusan ini mereka ambil dikarenakan mereka tidak mau melakukan dosa
apabila mereka pacaran.
Sebab menurut keyakinan mereka pacaran itu akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang penuh dosa apa
bila mereka tidak kuat menjaganya, oleh sebab itu mereka memutuskan menikah sehingga mereka bisa
bemesraan dan bahkan hubungan suami istri karena mereka telah terikat oleh perkawinan yang sah.
Walaupun telah menikah, Shinta dan Retno masih hidup terpisah. Shinta masih ngontrak serumah dengan Bella
sedangkan Retno mengontrak serumah dengan sahabatnya Wawan, teman satu angkatan namun beda kelas.
Maksudnya adalah agar kuliah mereka tidak terganggu oleh adegan percintaan jika mereka hidup serumah.
Yang namanya sudah menikah, tentu saja mereka tidak malu-malu memperlihatkan kemesraan dihadapan
teman-teman mereka. Tetapi masih dalam batas-batas yang wajar dan masih bisa diterima oleh norma
kehidupan bermasyarakat.
Usia muda yang menikah tentu saja selalu diisi dengan letupan-letupan gairah birahi yang meluap-luap.
Oleh sebab itu meraka sering melakukanya di kamar Shinta ataupun di kamar Retno.
Beberapa kali Bella mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Shinta tanpa disadarinya
pada saat Shinta sedang meraih orgasme ketika bersetubuh dengan Retno. Tentu saja suara desahan dan
erangan nikmat tersebut membuat Bella terangsang dan merasa terganggu. Tapi Bella tidak bisa apa-apa,
karena mereka adalah suami istri.
Karena sering kali Bella mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Shinta dan suaminya
pada saat mereka bersetubuh, Bella sering berkhayal dan berfantasi betapa nikmatnya bila dia dapat
merasakan nikmatnya bersetubuh.
Tapi mana mungkin, sebab Bella belumlah bersuami dan belum punya pacar, lagi pula tak mungkin ia
lakukan dengan orang lain yang belum menjadi suaminya, karena sebagai gadis yang mengenakan jilbab,
dia tahu bahwa persetubuhan hanya dapat dilakukan oleh kedua insan yang telah sah menjadi suami istri.
Tapi dorongan rangsangan birahi yang Bella alami semakin lama semakin hebat, membuat Bella mencari
cara untuk bisa melepaskannya hasrat birahinya.
Akhirnya Bella menemukan cara memuaskan dirinya dengan bantuan tangannya sendiri meremas-remas
teteknya serta menggesek-gesek memek dan klitorisnya sambil mengintip apa yang dilakukan oleh Shinta dan
suaminya pada saat mereka bersetubuh melalui jendela kaca yang terdapat di bagian atas dinding.
Untuk bisa mengintip apa yang dilakukan oleh Shinta dan suaminya, Bella harus naik ke atas meja
belajarnya yang kebetulan letaknya pas di bawah jendela kaca tersebut. Dan kegiatan mengintip ini
menjadi rutin dilakukan oleh Bella setiap Retno datang mengunjungi kamar Shinta.
Untuk sementara hanya dengan cara mengintip dan bermasturbasi seperti itulah yang dapat dilakukan oleh
Bella untuk bisa melepaskan gairah birahi yang akhir-akhir ini jadi sering bangkit dan minta untuk
dituntaskan.
Bahkan sering kali muncul godaan dalam dirinya untuk melakukan secara nyata dengan lawan jenis.
Walaupun sampai saat ini Bella masih mampu bertahan, namun entah kapan. Bella sendiri tak yakin.
Pada suatu hari ada kegiatan organisasi di kampusnya yang mengharuskan Bella dan Shinta harus bekerja
sampai malam di ruang kantor organisasi yang terdapat di dalam kampus.
Ruang kantor organisasi ini cukup luas namun disekat-sekat menjadi ruang komputer, ruang ketua dan
ruang rapat merangkap ruang kerja Shinta dan Bella hanya berdua di kampus yang sepi pada malam itu.
Sekitar jam 7 malam Bella berkata pada Shinta
“Yan…, aku mau pulang dulu yach..bentar kok, hanya mau ngambil file yang ada di komputerku, lalu
datang lagi ke sini…Paling lama juga 1 jam… Boleh yah ?”
“Boleh….tapi beneran nich…jangan lama-lama” sahut Shinta mengijinkan.
Lalu Bella keluar dari ruangan itu menuju pintu gerbang kampus yang letaknya cukup jauh dari ruang
organisasi dimana mereka berada.
Setelah 10 menit baru Bella tiba di pintu gerbang kampus dan pada saat itu Dhe baru ingat bahwa file
yang Bella butuhkan sudah Bella copykan ke komputer yang ada di ruang organisasi. Maka Bella
memutuskan untuk kembali ke ruang organisasi dimana Shinta sedang menunggunya.
Begitu tiba ke ruang organisasi, Bella tidak melihat Shinta. Mungkin Shinta sedang sembahyang di mesjid
kampus pikir Bella, maka Bella langsung menuju ruang komputer yang bersebelahan dengan ruang ketua
yang pintunya tertutup.
Pada saat Bella akan mencolokkan stop kontak komputer, tiba-tiba telinga Bella mendengar desahan dan
lenguhan khas yang biasa ia dengar dari mulut Shinta bila sedang bercumbu dengan Retno suaminya.
Suara itu secara sayup-sayup berasal dari ruang ketua organisasi yang pintunya tertutup. Frekuensi
desahan dan erangan yang keluar dari ruangan itu, makin lama makin sering dan semakin keras jelas
terdengar membuat gairah Bella dengan cepat terangsang naik.
Tanpa dapat Bella tahan badannya bergerak ke arah jendela penghubung antara ruang komputer dan ruang
ketua. Jendela kaca tersebut dihalangi oleh gorden yang tidak terlalu rapat sehingga Bella masih bisa
memperhatikan aktivitas yang terjadi di ruang ketua tersebut.
Ternyata yang sedang bercumbu di ruang ketua itu adalah Shinta dan Suaminya Retno. 


Retno menyusul Shinta ke
ruang organisasi berniat untuk menamani Shinta dan Bella bekerja pada malam itu.
Pada saat Retno tiba di Ruangan itu, dia hanya mendapati Shinta sedang kerja sendiri, dan sebagai
pasangan pengantin baru, tentu saja situasi ini benar-benar mereka manfaatkan dengan bermesraan di
ruang ketua.
Mereka merasa tenang, karena mereka menyangka Bella akan pulang dulu ke rumah kontrakan untuk
mengambil file pekerjaan yang tersimpan di komputernya di rumah kontrakan. Dan menurut perhitungan
mereka pulang pergi kampus-rumah kontrakan akan memakan waktu paling cepatnya adalah satu jam dan satu
jam itu sangat sayang jika tidak dimanfaatkan dengan bermesraan dengan orang yang dicintai.
Dengan lutut yang gemetar dan dada yang terasa sesak, Bella mengintip apa yang dilakukan Shinta dan
Suaminya. Beberapa kancing baju Shinta telah terbuka dan cup BH-nya pun telah ditarik ke atas.
Sehingga tetek Shinta bagian kirinya yang montok dan bulat sekal menggairahkan itu sedang asyik
diremas-remas oleh tangan Retno sambil berdiri. Sementara pantat Shinta terduduk di pinggir meja kerja.
Mulut, bibir dan lidah Retno sedang mengulum, memilin dan menjilati puting Shinta yang semakin tegak
merangsang.
“Ouh…Aa…. Ohh….A…enak banget A..ouh…” mulut Shinta mendesah dan mengerang menikmati apa yang dilakukan
oleh Retno.
Retno semakin bernafsu mendengar erangan dan desahan istrinya. Bibirnya semakin lincah mengecup,
menghisap dan menjilat tetek Shinta baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian dengan gairah
yang mengebu-gebu.
Lalu tangan kirinya mengangkat rok panjang yang dikenakan Shinta hingga sebatas pinggul dan kemudian
kedua tangan itu menarik CD Shinta kebawah hingga lepas.
Tangan kanan Retno langsung menyerbu memek istrinya dengan usapan dan remasan. Kepala Shinta semakin
terdongak dengan mulut terbuka terengah mengeluarkan erangan dan desahan nikmatCerita Sex Dewasa
”Aa….Aa….ouh….” dalam erangannya Shinta memanggil-manggil suaminya dengan suara yang sangat merangsang.
Nafsu birahi Bella semakin meningkat melihat adegan itu, dan ia menghayalkan seandainya saja tangan
Retno yang mengobok-ngobok memeknya
“ouh….” Tanpa disadari oleh Bella, ia melenguh nikmat.
Mata Bella tak berkedip mengintip adegan itu, nafasnya semakin tak teratur dan tersengal-sengal diburu
nafsu birahi yang semakin menguasai jiwa dan raga Bella. Tanpa disadarinya sambil mengintip semua
detil adegan percumbuan yang dilakukan oleh Shinta,
Tangan kanan Bella masuk ke sela-sela rok panjang yag dia gunakan dan langsung masuk ke balik celana
dalamnya. Bella kemudian mulai mengusap dan meremas-remas memeknya sendiri sambil membayangkan ada
tangan lain yang sedang mengobok-obok memeknya.
Erangan Shinta semakin keras ketika jari tengah Retno mulai mengocok-ngocok memeknya keluar masuk, sambil
jari jempolnya menekan dan memutar klitotis Shinta yang mengeras karena rangsangan yang sangat dahsyat.
Mata Shinta terbeliak-beliak menerima kenikmatan yang diberikan suaminya dan pinggulnya bergerak erotis.
Rupanya Retno sudah tidak mampu lagi menahan nafsu birahi yang semakin memmuncak di kepalanya,
tangannya menarik retsleting celananya dan mengeluarkan batang kontolnya yang sudah sangat tegang
dengan gagahnya dari balik celana dalam yang dia kenakan.
Kini tampaklah batang kontol yang tegang keras keluar dari sela-sela retsleting celana panjang yang
masih dikenakan oleh Retno. Kemudian dia memposisikan selangkangannya tepat di depan selangkangan Shinta
yang Pahanya sudah terbuka lebar memberi jalan.
Perlahan-lahan kepala kontol itu mulai menembus lubang memek Shinta dan secara bersamaan mereka melenguh
dan mendesah
“Ooahhh..”.
Kemudian pantat itu secara perlahan-lahan bergerak secara pasti mengocok-ngocok kontol yang sudah
tertanam di dalam memek Shinta. Shinta meringis……melenguh…. Mengerang… bahkan menjerit dan meregang
menikmati persetubuhan itu..
Pandangan Bella semakin kabur dan berkunang-kunang menahan nafsu yang semakin mendera. Khayalannya
melayang dan melambung seolah-olah dia yang sedang bersetubuh itu. Seolah-olah Bella merasakan
bagaimana teteknya diremas-remas gemas dan menimbulkan rasa nikmat yang teramat sangat
Dia merasakan nikmatnya leher dan tengkuknya dicium gemas penuh nafsu….., dan dia juga membayangkan
bagaimana telapak tangan dan jari-jari yang mengobok-ngobok memeknya membuat Bella semakin melayang
menikmati khayalannya.
Perasaan nikmat itu begitu nyata…sehingga membuat Bella mengerang dan mendesah
“Ouh…..Ahhhh….” seolah-olah menjawab desahan dan erangan yang keluar dari mulut Shinta.
Ouh… mengapa rasa nikmat ini begitu nyata…? Dan tiba-tiba tubuhnya seolah dialiri listrik, badannya
bergetar keras dan Bella menjerit menahan nikmat ketika dia merasa ada sebuah lidah yang kasar dan
basah menjilati lipatan memeknya hingga sampai ke klitorisnya dan menghisp-hisap klitoris Bella cukup
lama membuat kaki Bella terangkat menjinjit menahan nikmat.
Saking tak kuat menahan nikmat, kedua tangan Bella merengkuh ke depan selangkangannya . Antara sadar
dan tidak Bella merasa tangannya menyentuh kepala yang sedang bermain diselangkangan Bella dengan
nafsu yang menggelora.
Oh…kenapa khayalan ini begitu nyata ? Bella melihat celana dalamnya sudah terlepas dan tergolek di
lantai, entah kapan dia menanggalkannya dan beberapa kancing bajunya telah tanggal memperlihatkan
teteknya yang montok menggantung bebas dengan tali penahan BH yang telah lepas pula , dan entah kapan
ia melepaskannya.
Lalu Bella merasa, tubuhnya di tekan ke bawah hingga terduduk di lantai, dan Bella melihat bahwa
kepala yang sedari tadi memberikan kenikmatan pada memeknya adalah Wawan teman satu kostnya Retno.
Wawan memandang wajah Bella dengan tatapan penuh rasa birahi yang meledak-ledak , dan Bella sangat
menikmati tatapan itu. Bella merasa Wawan mendorong tubuhnya hingga telentang dilantai yang dingin.
Tapi dinginnya lantai semakin membuat gairah Bella meletup-letup.
Antara khayalan dan kenyataan, Bella melihat Wawan membuka celana-nya dengan tergesa-gesa sekaligus
dengan celana dalam yang ia kenakan.
Begitu terlepas tampaklah kontol Wawan yang demikian tegang keras sangat menggairahkan Bella, napas
Bella semakin sesak dan tatapannya semakin nanar melihat kontol Wawan yang tegak dengan gagahnya,
Ingin rasanya batang kontol itu segera mengaduk-aduk dan mengobok-obok memeknya yang sudah sangat
gatal dan basah , sebagaimana yang sering ia bayangkan pada saat ia mengintip persetubuhan yang
dilakukan oleh Retno dan Shinta di kamarnya.



Rupanya Wawan memahami apa yang ada dalam khayalan Bella. Paha Bella dibuka lebar-lebar dan rok
panjangnya di singkapkan ke atas sampai ke pinggang. Kemudian Wawan memposisikan kepala kontolnya tepat
di depan liang memeknya.
Dengan sangat hati-hati dibantu oleh tangannya, pantat Wawan mulai menekankan kepala kontol untuk
segera masuk menembus memek Bella. memek Bella sudah sangat basah dan berlendir dan sangat membantu
kontol Wawan untuk bisa masuk secara perlahan-lahan.
Walaupun ini adalah pengalaman yang pertama bagi Bella bahwa memeknya ditembus oleh kontol, namun
karena gairah Bella sudah demikian tinggi dan memek Bella pun sudah demikian basah dan licin sehingga
tidak menimbulkan kesulitan yang berarti bagi kepala kontol Wawan bisa memasukinya.Cerita Sex Dewasa
Lalu tiba-tiba Wawan mendorong kontolnya dengan cepat dan… Sreet….. Bella merasakan ada sesuatu di
dalam memek yang sobek dan menimbulkan rasa perih di memeknya. Tapi rasa perih itu kalah oleh sensasi
yang tak terbayangkan nikmatnya. Bella melenguh dan mengerang antara perih dan nikmat
“Aduh….auh…”
Bella merasakan seluruh batang kontol Wawan telah amblas dalam memeknya hingga sampai ke pangkalnya.
Kini kedua selangkangan Bella dan Wawan berimpit dengan rapat dan erat. Mata Wawan terlihat mendelik
menahan nikmat dan kepalanya terdongak ke atas dan Bella-pun merasakan sensasi nikmat yang sama.
Lalu Wawan menarik perlahan-lahan batang kontol yang telah tertancap dan begitu tersisa hanya kepala
kontol yang masih berada di dalam memek Bella, Wawan langsung mendorongnya kembali.
Gerakan maju mundur pantat Wawan dilakukan berdasarkan instingnya sebagai laki-laki, walaupun
persetubuhan ini merupakan yang pertama pula bagi Wawan. Gesekan yang ditimbulkan oleh gerakan keluar
masuknya batang kontol Wawan dengan dinding memek Bella membuat nafas mereka bagaikan ditarik-tarik
dengan cepat dan rasa nikmat semakin membuat mereka melayang-layang.
Makin lama genjotan Wawan diatas tubuh Bella semakin cepat dan bersemangat dan hal itu semakin
melambungkan kesadaran Bella ke awang-awang yang tanpa batas meraih nikmat yang seolah tak berujung.
Dan tanpa sadar pinggul Bella bergerak secara erotis mengimbangi gerakan pinggul Wawan dan tentu saja
goyang pinggul Bella semakin melambungkan kenikmatan mereka semakin tinggi.
Semakin lama gerakan mereka semakin cepat tak terkendali, Bella merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya
menjalar dengan cepat pada aliran darah dan nafasnya. Suatu yang tak dapat dia lukiskan itu bergerak
semakin cepat menghentak-hentakan tubuhnya sehingga akhirnya tanda dapat dikuasainya, tubuh Bella
melenting mengejang kaku dan keluar teriakan panjang
“Aaaaaaakkhh…..”
Rupanya Wawanpun merasakan hal yang sama, ada sesuatu dalam aliran darah dan aliran napasnya yang
menghentak-hentakan badannya tanpa dapat dikuasainya disertai rasa yang sangat…sangat… nikmat tak
terlukiskan. Kemudian badan Wawan melenting kaku dan pantatnya menekan kontolnya hingga amblas sampai
ke pangkalnya dan kedua selangkangan mereka erat merapat. Dan dari mulut Wawan keluar teriakan
“Aaaaaaahh…”
Lalu Wawan merasakan ada gelombang yang sangat dahsyat tak terbendung keluar dari kontolnya menyemprot
dengan deras seluruh rongga memek Bella. Pandangan mata Wawan serasa gelap selama beberapa saat dan
Cret…cret…cret…..semprotan itu keluar entah berapa kali.
Dan Wawan merasakan dinding memek Bella berdenyut-denyut dengan keras bagaikan memeras dan menghisap-
hisap cairan nikmat yang keluar dari kontol Wawan hingga habis. Setelah itu Wawan merasa badannya
bagaikan layang-layang yang terbang tinggi, kemudian benangnya putus secara tiba-tiba.
Badannya melayang secara cepat ke bawah dan ambruk menindih tubuh Bella yang masih mengenakan baju dan
rok serta jilbab dalam persetubuhan itu.
Selama beberapa detik, Bella merasa khayalannya saat ini begitu luar biasa. Bagaikan nyata…., tapi
beberapa menit kemudian, setelah gairahnya surut. Bella merasa heran karena tubuh Wawan masih terasa
berat menindihnya.
Dan ini adalah nyata …bukan khayalan. Ditengah kegalauan pikiran Bella dengan apa yang menimpanya,
tiba-tiba Bella dan Wawan yang masih telanjang menindih tubuh Bella tersentak mendengar teriakan yang
cukup keras.
“Aaaw….., Astaghfirullah!!!” rupanya teriakan itu keluar dari mulut Shinta yang melotot kaget melihat
keadaan mereka seperti itu sambil menutup mulutnya.
Dengan terburu-buru dengan perasaan yang tak menentu Wawan mengenakan celana dalam dan celana
panjangnya yang tergolek dilantai, sedangkan Bella yang masih berada dalam mimpi atau nyata merapihkan
baju rok dan jilbabnya yang acak-acakan serta mengenakan celana dalamnya yang tergolek di lantai.
“Hei…! Apa yang kalian lakukan..? Tak malukah kalian…? Apa kalian tidak takut akan dosa…Hah…?” kata-
kata marah keluar dari mulut Shinta.



Tapi ditenangkan oleh suaminya Retno, walupun kelihatannya ia pun kecewa dengan apa yang dilihatnya.
“Udah..sayaang…tenang… “ kata Retno pada Shinta, kemudian Retno mengajak kami untuk duduk di ruang kerja
dan membicarakan apa yang telah terjadi.
Kesadaran Bella sudah pulih, baru dia menyesal dengan apa yang telah terjadi, kemudian Bella bercerita
tentang kronologis kejadian mulai dari mau mengambil file sampai kembali ke ruangan melihat Shinta dan
Retno sedang bercumbu.
Bella turut terangsang melihat percumbuan mereka yang panas menggelora, dan tanpa sadar Bella turut
larut dalam khayalan percumbuan sepeti yang ia lihat sampai akhirnya ia disadarkan oleh teriakan kaget
dari mulut Shinta, yang Bella sendiri tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, karena perasaannya tadi
dia sedang mengkhayal.
Setelah mendengar cerita dari Bella, Wawan menambahkan bahwa Dia menyusul Retno ke kampus menemani Bella
dan Shinta yang sedang bekerja dari pada bengong sendirian di kamar kost. Tapi begitu dia sampai di
ruangan kantor, dia melihat Bella sedang larut dalam kenikmatan bermastubasi sambil mengintip Retno dan
Shinta bersetubuh.

Wawan pun turut mengintip persetubuhan itu dari sela-sela gordyn yang tak tertutup rapat. Rangsangan
yang ditimbulkan dari mengintip persetubuhan Retno dan Shinta demikian kuat mempengaruhi pikiran Wawan,
sehingga akhirnya secara perlahan-lahan Wawan menghampiri Bella yang sedang terangsang dan berkhayal,
sehingga terjadilah persetubuhan itu.
Persetubuhan yang Wawan dan Bella lakukan demikian panas dan menghanyutkan sehingga mereka tak sadar
bahwa Retno dan Shinta sudah selesai dalam persetubuhannya dan begitu Retno dan Shinta keluar dari ruangan
kantor ketua, mereka berdua kaget melihat Bella sedang ditindih oleh Wawan dalam posisi telanjang.
Setelah mendengar semua pengakuan itu, Shinta dan Retno merasa malu dan bersalah pada Bella dan Wawan.
Akibat ketidak kontrolan mereka dalam melakukan persetubuhan, sahabat-sahabat mereka menjadi korban.
Setelah itu kami berpelukan saling meminta maaf atas apa yang sudah terjadi.

Sumber : Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Cerita Dewasa Hangatnya Lubang Tante Simpanan


Hangatnya Lubang Tante - Salken, salam kentot. Gue Jonas Winata, panggilan Jonas, 20thn, mahasiswa semester 4 salah satu perguruan tinggi di kota J. Sebagai mahasiswa gue bersukur bisa dapet perguruan tinggi negeri, tapi kerasnya kehidupan di kota ini tetep maksa gue buat kerja keras cari duit sendiri buat biaya hidup dan bantu-bantu bokap bayar uang kuliah. Maklum gue ga asli tinggal di kota ini, kota asal gue sebelahan sih sama kota ini, tapi capek bolak balik, jadi gue ngekos.

Awal-awal masuk sih gue ga terlalu mikirin kerja, kesininya baru deh. Gue mulai kerja awal semester 2, jadi barista di cafe ga jauh dari kampus gue. Tiap malem gue bikinin kopi buat pelanggan, ga jarang cewe-cewe yg top rated mampir ke cafe tempat ane kerja, diantaranya ada anak muda dan tante-tante. Setelah kurang lebih dua bulan kerja, gue ketemu sama tante Julia. Tante cantik putih mulus, boobs kurang lebih 36b, umur 37 tahun, sekilas wajahnya mirip Tya Guritno kalo dari belakang, hehe becanda.

Awal gue ngobrol sama tante Julia itu waktu gue mau pulang kerja, dia manggil sekaligus nanya ke gue… “eh, kamu yang tadi buat kopi ini yaah?”
Gue kaget juga..lagi jalan tiba-tiba dia nanya dengan nada sksd, dengan canggung gue jawab, “i..iya..tante saya barista disini..”
“Kamu mirip deh sama almarhum anak tante..” lanjutnya dengan nada agak lirih.
walah senyum boongan aja dah gue di bandingin sama anaknya yg udah meninggal, ini gue bingung mau caw apa stay.
akhirnya dia ngomong,
“Udah mo pulang ya? Sini aja dulu temenin saya ngobrol, kebetulan saya lagi kangen almarhum anak saya juga..”
Masih posisi berdiri clingak-clinguk sedikit kikuk, dia lanjut lagi,
“..udah gapapa gausah maul-malu. kamu mau kan temenin saya ngobrol sebentar? Siapa tau kangen saya ini bisa hilang kalo ngobrol sama kamu..”

Akhirnya gue duduk, kenalan dan ngobrol sama tante Julia. Dia orangnya asik, bisa bawa suasana, cantik lagi, top deh buat cewe seumuran dia.
Nah waktu itu gue lg ga ada kelas, kalo nungguin di kampus masih lama. Pas banget tante Julia ngajakin makan siang di luar. Setelah pulang makan gue di ajak kerumahnya, disini tante Julia baru cerita banyak soal kehidupan pribadinya. Ternyata suami tante Julia bule beristri di negaranya, tapi jarang pulang ke indonesia, paling cepet katanya 3 bulan sekali, itu juga ngurus bisnisnya kata dia. Di rumahnya cuma ada dia anak cewenya yg masih sekolah dasar namanya Nindya, sama pembokat & supir yang ternyata pasutri.
Dari situ makin sering deh gue maen ke rumah tante Julia, entah disana ngobrol ama tante Julia, atau becanda & ngajarin belajar si Nindya.

Awalnya bener-bener ga ada pikiran kotor, karna memang dia nganggep gue kaya anaknya sendiri, dan memang gue pun ngerasa nyaman kalo ngobrol sama tante.
Ga ada pikiran kotor sama sekali mau ngentotin tante toge.ini Sampe akhirnya guee…aduh gatau ini di bilang sial apa untung. Ini mungkin gara-gara gue ga bilang-bilang dulu kalo maen kerumah tante. Kondisi lagi sepi, Nindyamasih sekolah. gue langsung aja ke atas, tepatnya ke kamar tante Julia berkat petunjuk mbak Tya pembokatnya. Mungkin dia udah keasikan kali ya gue ketok pintu kamar ga denger, gue buka aja langsung karna ngerasa akrab. Eh dia lg asik mainin dildo sambil merem melek, dia kaget bukan main langsung tutupan pake selimut.

Gue juga kaget langsung nutup pintu, tapi gue ga pergi dr depan pintu, sumpah ini awkward banget, tegang, payah banget gue berdiri juga.

Gak lama dia manggil dengan nada sedikit tegas, “Jonas, sini masuk..”
Gue cemas banget tuh pas buka pintu pelan-pelan, “iya tan, kenapa?”
Dia ternyata udah rapi duduk di pinggir kasur, “sini duduk..tante mau ngomong” sambil dia natap percis sampingnya seolah nunjuk.

Gue takut juga ini awalnya, takut gue di maki-maki dan semacamnya lah. Langsung aja gue duduk..
“Maafin tante ya Jonas, tante khilaf.. Tante maluuu banget..”

Gue mikir sejenak… “Ah tante, itu kan normal, malah aku yang harusnya minta maaf kan..main buka-buka aja, ga sopan gini. Maaf ya tante?” berusaha se-relax mungkin gue jawabnya.

“Iya gapapa kok, tante kaya gitu karna emang tante butuh nal. Kamu tau sendiri kan om jarang banget disini. Jadi tante susah buat nyalurin nafsu tante ini.”
“Iya tante aku ngerti kok..” udah rada relax nih gue..

Disini dia netesin air mata, terus sandaran di pundak gue sambil cerita lika liku rumah tangganya. Dia sebetulnya tersiksa juga suaminya jarang pulang, bukan cuma hasrat seksualny saja, melainkan hatinya juga. Bayangin aja, jadi istri ke dua, di tinggal lama-lama, kangen kan pasti, tapi kalo ketemu paling ML sekali dua kali, kasih nafkah, pergi lagi deh. Jadi gajauh beda sama wanita panggilan, bedanya cuma seperti di pelihara. Gue kasihan jadinya..

Udah selesai cerita panjang lebar, udah rada kondusif lagi suasananya, tante tiba-tiba nanya gini, “Jonas, kamu mau kan bantuin tante?”

Masih belum mikir kotor juga nih,gue jawab aja, “Bantu apa tante? Buat tante mah yg ga bisa aku bisa-
bisain deh, hehe..”

Tiba-tiba tante Julia bangun dan buka kancing atasannya.. gue mulai mikir yang engga-engga nih, alhasil konti gue mulai tegang.

“Bantuin tante muasin nafsu yang udah lama tante tahan ya sayaang..” pinta tante sambil buka kancingnya, bukan main pikiran busuk nan indah gue itu jadi beneran, hehe.

Dia langsung nyamber kemuka gue, nyiumin pipi akhirnya bibir, ‘mmhhhhmm..mmmh’ sesekali gue sedot lidahnya, ’emmpp..mpppt’, begitupun dia ke gue, kita jg sempet mainin liur.
Gue ga mikir panjang lagi, ga keburu gunain akal sehat, udah kepalang horny. Jadi yaa gue terusin aja..
Jujur aja ya, ini pertama kali gue ML, dulu SMA cuma ampe di BJ pacar doang, jadi bisa di bilang gue belom pengalaman. Tapi kalo soal pengetahuan, gue tau banget gimana cara muasin cewe karena gue sering baca cerite-cerita dewasa yang ada di forum dewasa. Jdi inilah waktu yg tepat buat pamer perkasaan gue, hehe.

Gue diri dari kasur, sambil bibir tetep berbelit mesra beradu french kiss,




‘mmhhh..aahh,,mmmmmhh’ suara itu yg gue denger dari mulut tante Julia saat tangan gue mulai bandel meremas payudara tante ukuran 36b yg masih terbungkus bra hitamnya. Ukuran yang besar, pantes saja kalo om bule mau.

Bra hitamnya itu sangat cocok sekali bila di kenakan olehnya, berkat perpaduan dengan kulitnya yg putih mulus.. Jadi lebih terlihat menggoda, sangat menggiurkan.

Dari bibir gue beralih ke leher, sambil tangan kiri tetap berusaha buka bra sebelah kiri tante, tangan kanan tetep remes meski masih ketutup bra.

Gue cium dan jilat leher tante Julia, “aahhhhh..mmhhh ahh..terus Jonnn..nass..sayang”, tante mengerang keasikan.

Terus turun sambil jilat dan cium sampe ke dadanya, payudara kiri yang bungkusnya udah lepas duluan, langsung aja gue isep puting coklat nan seksi, tangan kanan tetep meremas.
Dia bener-bener keenakan sampe-sampe merem melek dan kepalanya pun gerak ga karuan, seperti orang kesambet saja.

“ahhhh..Jonas nakal banget sih kamu!”, maki tante Julia keasikan ketika gue gigit pelan puting dari payudara kirinya.

‘uhhh..ahhh’ erangnya saat gue hisap sekali lagi puting kirinya sebelum berpaling ke dada kanannya.
Gue buka bungkus perhiasan ternikmat yg menyantol di dada kanan tante Julia itu, gue remas sekali terus gue hisap dengan penuh nafsu, tanpa melupakan dada kirinya yg terus gue remas dan mainkan putingnya. ‘aahhhh….uhhh..aaahhh’ cuma itu suara yg di keluarin tante Julia.

Bosan bermain dengan payudara tante Julia, gue copot aja atasan tante yang sedari tadi belum lepas seutuhnya. Gue jatuhin badan tante Julia ke kasur, gue lepas celana dan dalamannya yang ternyata..tante Julia pakai g-string warna hitam. Sepertinya satu stel dengan bra nya.

Gue ciumin mulai dari kaki sampai lutut, dan mulai mencium dan menjilati paha kanan dan kiri nya sampai ke liang kenikmatan yg tiada tara itu. Gue jilat dari liang peranakan sampai lobang kencing hingga clitorisnya yang legit itu.


‘aahhhhhhh…mmmhhhmmmmm’ tante Julia mengerang keasikan saat gue hisap clitorisnya. Sambil terus gue hisap dan jilat klitorisnya, jemari gue penuh nafsu masuk dan membobol liang peranakan tante Julia.
“aahhhh..Jonaaall..uhhh..kamu..uhh..pinter deh..ssaayangg” begitu katanya pas gue mainin kedua jari gue seperti mengorek sesuatu sekaligus maju mundurin.

Lumayan lama bermain dengan meki tante Julia, “ahhh tante mau keluar nih nal…” akhirnya tante Julia mencapai orgasme pertamanya dengan muka gue di mekinya saat itu. ‘ahhhha..uuhh’ begitu erangnya, tak henti lidah gue terus menjilat dan menghisap cairan yg keluar dr meki tante dengan penuh nafsu.
Tante bilang “Sini gantian tante servis ‘senjata’ kamu sayang”

“Oke deh tante sayang..” perlahan bibir gue menciumi naik dari mekinya ke perut ke dada ketiaknya pun tak luput gue cium mesra,

“ahh nakal banget sih kamu, ketiak tante di cium-cium” protes tante keenakan.
“abis tante seksi banget sih, aku nafsuu banget nih jadinya, hehe” jawab gue.

Beberapa kali french kiss dan gue pun buka baju dan celana lalu berbaring dan sedikit mengangkang memberi ruang untuk tante Julia.

Yaiit dia ga langsung oral batang konti gue, tapi tease dulu bentar. Geliat tubuh tante Julia bikin libido gue makin naik aja. Cium pipi dan bibir, perlahan turun ke konti gue. “gede juga nal ‘senjata’ kamu, mmmm baunya juga bikin tante makin nafsu aja,” puji tante Julia.

‘Ahhhh’ gue sedikit teJuliak keenakan pas dia gigit manja pala konti gue. Di jilat pala konti gue layaknya jilat eskrim. “Tante hebat banget sih..”, puji gue.

“ahhhh e..naak banget..taan” Mulai deh, di hisap konti gue, bikin gue merem melek ga karuan. Sesekali di hisap juga biji buah masa depan gue ini.

Baru pertama kali ML dapet yang pro, nikmaaaat, makasih tante Julia ku sayang.

“Jonas, sayang..meki tante udah kepengen di masukin konti kamu nih sayang..”
“oke tante, aku doggy yah tan..”

“yess honey..just make your new mommy satisfied..” kata tante Julia sambil mengatur posisi nunggingnya.
Masih belum sadar dan terlalu mikirin ucapannya barusan, mungkin kepalang nafsu di ubun-ubun kali ya..
Rupanya tante Julia rajin membersihkan dan memanjakan tubuh cantiknya. Itu terbukti dari kulitnya yg putih dan kenyal meski sudah memasuki kepala 4, labia minora dan klitoris yg agak coklat kemerah-merahan, bulu jembut halus yang terawat dan selalu di cukur. Bahkan lubang anusnya pun tak hitam, bukannya menjijikan tapi sangat menggiurkan. Indah sekali, tubuh tante gue yg seksi ini.

Dia udah nungging, gue jilat-jilat lagi dulu aja mekinya tante, begitu seksi terlihat dari posisi kaya gini.



“aaahhhh Jonas! mulai deh main gigit aja, geli tau..” protes tante Julia ketika gue ngegigit klitorisnya.

“tapi enak kan tan?”

Tak menunggu jawaban langsung saja gue jilatin lubang anusnya, meski sedikit jijik, tapi buat tante tersayang apapun gue lakuin biar tante puas. Tante Julia kayaknya kegelian banget waktu gue jilat bagian ini.

“Ahhh Jonas, enak ihh..geli.. Tapi cepettt dongg masukin punya kamu sayang..” pinta tante Julia.
Gue langsung berdiri, siapin konti dan ‘slepppp’ agak susah si masukinnya, mungkin karna udah lama jg tante ga ML. ‘mmmhhh..ahhhh..mmmh..uhhh..yess..ahhh’ tante Julia tak henti mengerang saat gue genjot maju mundur. Terasa nikmat di jepit meki tante Julia, jepitannya kuat untuk umurannya.

Sesekali gue remas payudara besarnya yg seksi itu, gue pilin putingnya tante Julia, gue ciumin tengkuk lehernya, tangan gue pun jahil memainkan klitorisnya. Itu semua bikin tante gerakin kepalanya ga karuan.
“aaaahhhhhh… aku..mmmhhmmm..keluar lagi nih nal…ahhhhh” orgesme kedua tante Julia dimulai saat jemari gue memilin puting dan klitorisnya, gue sedikit perlambat irama genjotan gue.

Sudah hampir 10 menit genjot tante dengan posisi doggy seperti ini. Akhirnya tante Julia meminta ganti posisi Woman On Top. Langsung saja gue tiduran, di hisap beberapa kali dulu konti gue ‘ssllluuurp mmmhhhh’ suara menikmati yg keluar dr mulut tante saat menghisap konti gue.

Tante langsung dudukin konti gue, saat ini tante duduk menghadap ke muka gue. Tante naik turun genjot konti gue, bikin sensasi ‘ahhhhh’ nikmat buat gue. Tangan tante megang dan tuntun tangan gue minta ngeremes-remes dada besar yg seksi itu, tanpa ragu gue remes gue pilin putingnya. Kurang puas remes dadanya, dari tiduran gue bangun duduk buat ngisep dada dan putingnya sambil dia tetep genjot konti gue. “ahhhh Jonas..mmmmhhmm..enak sayangg..ahhhh..terus..isep” pintanya.

Lagi enak-enak dan panas-panasnya bercumbu. Ada lagi masalah yg bisa di bilang rejeki nomplok. Tiba-tiba mbak Tya pembokatnya buka pintu dan bawa sapu, jelas kami berdua kaget bukan main, namun tak tahu apa yg harus di lakukan.

Mata mbak Tya terbelalak melihat apa yang dia lihat, seakan tak percaya dia maju mendekat.
‘sial lupa konci pintu nih’ pikir gue.

“Tya! kamu kenapa ga ketok pintu dulu sih?! Bikin kaget aja kamu ini!”

“Iya nyonya, maaf saya pikir nyonya lg tidur, makanya takut ganggu ga ketok dulu” nadanya tak begitu terdengar panik.

“Yaudah..saya maafin..Dimas mana? Nindya udah pulang belum?” (Dimas suami mbak Tya supir tante Julia) disini mereka ngobrol tapi konti gue tetep nancep di meki tante Julia, cuma selimut sedikit nutupin badan kita berdua.

“Lagi jemput Nindya nyah, baru aja berangkat..” jawabnya.

Ini orang aneh banget gue pikir, negliat majikannya selingkuh masa ga ada ekspresi kaget. Tante Julia juga sedikit janggal, ga nyuruh pembokatnya pergi atau marah atau apalah yang sewajarnya harus di lakuin.

“Gini aja dehh..Jonas kamu gapapa kan kalo mbak Tya ikut main sama kita?..”

alamakjang siapa yg mau nolak coba threesome sama pembantu hot macam mbak Tya, kulit sawo matang bersih payudara 34a, rambut panjang di kuncir, umur kepala 3 lah kira-kira, wajah 11-16 sama ayu tingting..hehe. Enak di pandang deh..

Belum juga sempat gue ngejawab ajakannya, tante lanjut ngomong..

“..mbak Tya ini kadang jadi temen tante muasin hasrat liar tante  toge ini kalo om ga disini. Dia juga kurang puas sama servis suaminya si Dimas yg cepet lemas. Yaa bisa di bilang kita senasib.”

Ternyata tante sedikit ada orientasi lesbian..ini sama sekali ga buat gue ilfeel kok, malah bikin libido naik dengernya.

“Yaudah tante, buru deh kita mulai sebelum Nindya nyampe..” jawab gue.

“nah gitu dong.. mmuuacchhh….” cium tante “..ayo lan, kita have fun bareng”

“..eh tante tapi konci dulu pintunya” saran gue agar tak jatuh ke lubang yang sama.

“oh iya ya.. Tya tutup dulu sana, konci..”

Mbak Tya buka baju sambil jalan menutup pintu. Akhirnya telanjang juga mbak Tya, terlihat bulu jembut yg agak lebat namun bersih dan terlihat seksi.



Tante Julia dan mbak Tya memainkan batang konti gue dengan lidah mereka berdua. Sesekali mereka pun beradu bibir dan lidah ‘mmmhhhhmmpp…ahhhh..mmmpp’ sungguh pemandangan yang luar biasa, dua wanita setengah baya menjilati dan menghisap batang konti gue. ‘slluuurbbpp’ ‘cuuuhh’ begitulah mereka, nakal sekali meludahi dan menghisap konti ini. Sungguh berkah luar biasa..kali pertama ML, sekaligus dua wanita yang terbilang pro yang melayani,

‘meskipun sudah ga perawan..ahhh, persetan dengan perawan, kalau lebih nikmat kenapa gak’ pikir gue.
“ahhhh..terus isep, enak tan..ahh…” pinta gue, selagi tante menghisap batang konti gue, mbak Tya dengan lihainya memainkan lidah dan menghisap buah zakar ini, ‘ahhhh’ sungguh pemandangan luar biasa melihat dua wanita ini bermain dengan konti guedan cerita sex makin panas.

Gue pun udah gak kuat lagi menahan nikmatnya permainan lidah mereka berdua..akhirnya..
“ahhhh tan..te…aku mau..ke…luaarrrhrgghhhhh..yesss..te..rus..isssep tan…” sambil menahan dan sedikit menekan ke bawah kepala tante dengan tangan gue, akhirnya ‘ahhhhh’ klimaks pertama gue selesai. 

Cairan kenikmatan gue semuanya gue keluarin di mulut tante, sedikit yang netes keluar membuat tante Julia terlihat begitu seksi dan menggoda.

Mbak Tya dengan cekatan menjilati sisa sisa dan tetesan lahar dingin yang mengalir di konti dan di jembi gue.

Tak henti sampai disini pemandangan indah itu..tante Julia menarik kepala mbak Tya dan membuka lebar-lebar mulutnya..dan berkata,

“liat nih Jonas sayangg..” seakan mau melakukan atraksi luar biasa.
Langsung saja mereka berdua melakukan swapping sperma gue itu, pemandangan yang betul-betul indah menggoda dan seksi. Atraksi mereka itu di akhiri dengan di telannya sperma gue itu oleh mereka berdua. Tante Julia menarik dagu gue mendekat ke wajahnya, begitupun mbak Tya.

Ternyata tante mau frenchkissing bertiga, dengan sedikit sisa lahar di mulut mereka. ‘mmpphh..ahhh..’ Sedikit jijik, tetapi karna rasa jijik ini kalah besar dengan hasrat liar gue, jadi gue lanjutin aja. Ternyata fantasi yang menakjubkan buat di lakuin.

“Nyah..belum juga aku di puasin.. masa udah selesai aja sih?” celetuk mbak Tya karna belum terpuaskan.

“Eh..iya mbak Tya, maaf saya udah ga tahan, abis enak banget sih di sepong dua cewe cantik kaya mbak dan tante..hee” jawab ku mencari alasan sekaligus memuji kelihaian mereka.

“Siapa bilang kita udah selesai..masih ada sekitar 20 menit lagi kok sebelum Nindya dan Dimas sampe rumah..” kata tante Julia.

“Nahhh, nyonya emang majikan paling cantik deh..’mmhhcchhhmmuuaccchhh’ hehe” cium mbak Tya ke bibir seksi tante

Sumber : Berdasarkan Pengalaman Pribadi