"/>" />
"/>" />
"/>" />
"/>" />
"/>" />
Monday, June 13, 2016
Mahasiswi Selingkuh Di Kampus
Mahasiswi Selingkuh Di Kampus - Temanku Mahasiswi semester 6 yang kuliah di PTN Bandung orangnya cantik dia bernama Bella dia mempunyai
sahabat yang satu kampus tapi beda jurusan namanya Shinta , berdua mengontrak rumah yang berisi 2 kamar
bersebelahan.
Kedua kamar mereka dihalangi oleh dinding penyekat yang terdapat jendela kaca pada bagian atasnya
sebagai media untuk pembagi cahaya agar ruangan tidak terlalu gelap dan pengap apabila lampu
dimatikan.
Kedua mahasiswi ini selalu mengenakan jilbab lebar dan baju longgar yang panjang serta sama-sama aktif
di organisasi KAMMI yaitu organisasi kemahasiswaan yang bernuansa religius.
Cerita ini bermula, ketika Shinta memutuskan menikah dengan kakak kelasnya yang bernama Retno yang juga
sama-sama aktif di KAMMI. Keputusan ini mereka ambil dikarenakan mereka tidak mau melakukan dosa
apabila mereka pacaran.
Sebab menurut keyakinan mereka pacaran itu akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang penuh dosa apa
bila mereka tidak kuat menjaganya, oleh sebab itu mereka memutuskan menikah sehingga mereka bisa
bemesraan dan bahkan hubungan suami istri karena mereka telah terikat oleh perkawinan yang sah.
Walaupun telah menikah, Shinta dan Retno masih hidup terpisah. Shinta masih ngontrak serumah dengan Bella
sedangkan Retno mengontrak serumah dengan sahabatnya Wawan, teman satu angkatan namun beda kelas.
Maksudnya adalah agar kuliah mereka tidak terganggu oleh adegan percintaan jika mereka hidup serumah.
Yang namanya sudah menikah, tentu saja mereka tidak malu-malu memperlihatkan kemesraan dihadapan
teman-teman mereka. Tetapi masih dalam batas-batas yang wajar dan masih bisa diterima oleh norma
kehidupan bermasyarakat.
Usia muda yang menikah tentu saja selalu diisi dengan letupan-letupan gairah birahi yang meluap-luap.
Oleh sebab itu meraka sering melakukanya di kamar Shinta ataupun di kamar Retno.
Beberapa kali Bella mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Shinta tanpa disadarinya
pada saat Shinta sedang meraih orgasme ketika bersetubuh dengan Retno. Tentu saja suara desahan dan
erangan nikmat tersebut membuat Bella terangsang dan merasa terganggu. Tapi Bella tidak bisa apa-apa,
karena mereka adalah suami istri.
Karena sering kali Bella mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Shinta dan suaminya
pada saat mereka bersetubuh, Bella sering berkhayal dan berfantasi betapa nikmatnya bila dia dapat
merasakan nikmatnya bersetubuh.
Tapi mana mungkin, sebab Bella belumlah bersuami dan belum punya pacar, lagi pula tak mungkin ia
lakukan dengan orang lain yang belum menjadi suaminya, karena sebagai gadis yang mengenakan jilbab,
dia tahu bahwa persetubuhan hanya dapat dilakukan oleh kedua insan yang telah sah menjadi suami istri.
Tapi dorongan rangsangan birahi yang Bella alami semakin lama semakin hebat, membuat Bella mencari
cara untuk bisa melepaskannya hasrat birahinya.
Akhirnya Bella menemukan cara memuaskan dirinya dengan bantuan tangannya sendiri meremas-remas
teteknya serta menggesek-gesek memek dan klitorisnya sambil mengintip apa yang dilakukan oleh Shinta dan
suaminya pada saat mereka bersetubuh melalui jendela kaca yang terdapat di bagian atas dinding.
Untuk bisa mengintip apa yang dilakukan oleh Shinta dan suaminya, Bella harus naik ke atas meja
belajarnya yang kebetulan letaknya pas di bawah jendela kaca tersebut. Dan kegiatan mengintip ini
menjadi rutin dilakukan oleh Bella setiap Retno datang mengunjungi kamar Shinta.
Untuk sementara hanya dengan cara mengintip dan bermasturbasi seperti itulah yang dapat dilakukan oleh
Bella untuk bisa melepaskan gairah birahi yang akhir-akhir ini jadi sering bangkit dan minta untuk
dituntaskan.
Bahkan sering kali muncul godaan dalam dirinya untuk melakukan secara nyata dengan lawan jenis.
Walaupun sampai saat ini Bella masih mampu bertahan, namun entah kapan. Bella sendiri tak yakin.
Pada suatu hari ada kegiatan organisasi di kampusnya yang mengharuskan Bella dan Shinta harus bekerja
sampai malam di ruang kantor organisasi yang terdapat di dalam kampus.
Ruang kantor organisasi ini cukup luas namun disekat-sekat menjadi ruang komputer, ruang ketua dan
ruang rapat merangkap ruang kerja Shinta dan Bella hanya berdua di kampus yang sepi pada malam itu.
Sekitar jam 7 malam Bella berkata pada Shinta
“Yan…, aku mau pulang dulu yach..bentar kok, hanya mau ngambil file yang ada di komputerku, lalu
datang lagi ke sini…Paling lama juga 1 jam… Boleh yah ?”
“Boleh….tapi beneran nich…jangan lama-lama” sahut Shinta mengijinkan.
Lalu Bella keluar dari ruangan itu menuju pintu gerbang kampus yang letaknya cukup jauh dari ruang
organisasi dimana mereka berada.
Setelah 10 menit baru Bella tiba di pintu gerbang kampus dan pada saat itu Dhe baru ingat bahwa file
yang Bella butuhkan sudah Bella copykan ke komputer yang ada di ruang organisasi. Maka Bella
memutuskan untuk kembali ke ruang organisasi dimana Shinta sedang menunggunya.
Begitu tiba ke ruang organisasi, Bella tidak melihat Shinta. Mungkin Shinta sedang sembahyang di mesjid
kampus pikir Bella, maka Bella langsung menuju ruang komputer yang bersebelahan dengan ruang ketua
yang pintunya tertutup.
Pada saat Bella akan mencolokkan stop kontak komputer, tiba-tiba telinga Bella mendengar desahan dan
lenguhan khas yang biasa ia dengar dari mulut Shinta bila sedang bercumbu dengan Retno suaminya.
Suara itu secara sayup-sayup berasal dari ruang ketua organisasi yang pintunya tertutup. Frekuensi
desahan dan erangan yang keluar dari ruangan itu, makin lama makin sering dan semakin keras jelas
terdengar membuat gairah Bella dengan cepat terangsang naik.
Tanpa dapat Bella tahan badannya bergerak ke arah jendela penghubung antara ruang komputer dan ruang
ketua. Jendela kaca tersebut dihalangi oleh gorden yang tidak terlalu rapat sehingga Bella masih bisa
memperhatikan aktivitas yang terjadi di ruang ketua tersebut.
Ternyata yang sedang bercumbu di ruang ketua itu adalah Shinta dan Suaminya Retno.
Retno menyusul Shinta ke
ruang organisasi berniat untuk menamani Shinta dan Bella bekerja pada malam itu.
Pada saat Retno tiba di Ruangan itu, dia hanya mendapati Shinta sedang kerja sendiri, dan sebagai
pasangan pengantin baru, tentu saja situasi ini benar-benar mereka manfaatkan dengan bermesraan di
ruang ketua.
Mereka merasa tenang, karena mereka menyangka Bella akan pulang dulu ke rumah kontrakan untuk
mengambil file pekerjaan yang tersimpan di komputernya di rumah kontrakan. Dan menurut perhitungan
mereka pulang pergi kampus-rumah kontrakan akan memakan waktu paling cepatnya adalah satu jam dan satu
jam itu sangat sayang jika tidak dimanfaatkan dengan bermesraan dengan orang yang dicintai.
Dengan lutut yang gemetar dan dada yang terasa sesak, Bella mengintip apa yang dilakukan Shinta dan
Suaminya. Beberapa kancing baju Shinta telah terbuka dan cup BH-nya pun telah ditarik ke atas.
Sehingga tetek Shinta bagian kirinya yang montok dan bulat sekal menggairahkan itu sedang asyik
diremas-remas oleh tangan Retno sambil berdiri. Sementara pantat Shinta terduduk di pinggir meja kerja.
Mulut, bibir dan lidah Retno sedang mengulum, memilin dan menjilati puting Shinta yang semakin tegak
merangsang.
“Ouh…Aa…. Ohh….A…enak banget A..ouh…” mulut Shinta mendesah dan mengerang menikmati apa yang dilakukan
oleh Retno.
Retno semakin bernafsu mendengar erangan dan desahan istrinya. Bibirnya semakin lincah mengecup,
menghisap dan menjilat tetek Shinta baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian dengan gairah
yang mengebu-gebu.
Lalu tangan kirinya mengangkat rok panjang yang dikenakan Shinta hingga sebatas pinggul dan kemudian
kedua tangan itu menarik CD Shinta kebawah hingga lepas.
Tangan kanan Retno langsung menyerbu memek istrinya dengan usapan dan remasan. Kepala Shinta semakin
terdongak dengan mulut terbuka terengah mengeluarkan erangan dan desahan nikmatCerita Sex Dewasa
”Aa….Aa….ouh….” dalam erangannya Shinta memanggil-manggil suaminya dengan suara yang sangat merangsang.
Nafsu birahi Bella semakin meningkat melihat adegan itu, dan ia menghayalkan seandainya saja tangan
Retno yang mengobok-ngobok memeknya
“ouh….” Tanpa disadari oleh Bella, ia melenguh nikmat.
Mata Bella tak berkedip mengintip adegan itu, nafasnya semakin tak teratur dan tersengal-sengal diburu
nafsu birahi yang semakin menguasai jiwa dan raga Bella. Tanpa disadarinya sambil mengintip semua
detil adegan percumbuan yang dilakukan oleh Shinta,
Tangan kanan Bella masuk ke sela-sela rok panjang yag dia gunakan dan langsung masuk ke balik celana
dalamnya. Bella kemudian mulai mengusap dan meremas-remas memeknya sendiri sambil membayangkan ada
tangan lain yang sedang mengobok-obok memeknya.
Erangan Shinta semakin keras ketika jari tengah Retno mulai mengocok-ngocok memeknya keluar masuk, sambil
jari jempolnya menekan dan memutar klitotis Shinta yang mengeras karena rangsangan yang sangat dahsyat.
Mata Shinta terbeliak-beliak menerima kenikmatan yang diberikan suaminya dan pinggulnya bergerak erotis.
Rupanya Retno sudah tidak mampu lagi menahan nafsu birahi yang semakin memmuncak di kepalanya,
tangannya menarik retsleting celananya dan mengeluarkan batang kontolnya yang sudah sangat tegang
dengan gagahnya dari balik celana dalam yang dia kenakan.
Kini tampaklah batang kontol yang tegang keras keluar dari sela-sela retsleting celana panjang yang
masih dikenakan oleh Retno. Kemudian dia memposisikan selangkangannya tepat di depan selangkangan Shinta
yang Pahanya sudah terbuka lebar memberi jalan.
Perlahan-lahan kepala kontol itu mulai menembus lubang memek Shinta dan secara bersamaan mereka melenguh
dan mendesah
“Ooahhh..”.
Kemudian pantat itu secara perlahan-lahan bergerak secara pasti mengocok-ngocok kontol yang sudah
tertanam di dalam memek Shinta. Shinta meringis……melenguh…. Mengerang… bahkan menjerit dan meregang
menikmati persetubuhan itu..
Pandangan Bella semakin kabur dan berkunang-kunang menahan nafsu yang semakin mendera. Khayalannya
melayang dan melambung seolah-olah dia yang sedang bersetubuh itu. Seolah-olah Bella merasakan
bagaimana teteknya diremas-remas gemas dan menimbulkan rasa nikmat yang teramat sangat
Dia merasakan nikmatnya leher dan tengkuknya dicium gemas penuh nafsu….., dan dia juga membayangkan
bagaimana telapak tangan dan jari-jari yang mengobok-ngobok memeknya membuat Bella semakin melayang
menikmati khayalannya.
Perasaan nikmat itu begitu nyata…sehingga membuat Bella mengerang dan mendesah
“Ouh…..Ahhhh….” seolah-olah menjawab desahan dan erangan yang keluar dari mulut Shinta.
Ouh… mengapa rasa nikmat ini begitu nyata…? Dan tiba-tiba tubuhnya seolah dialiri listrik, badannya
bergetar keras dan Bella menjerit menahan nikmat ketika dia merasa ada sebuah lidah yang kasar dan
basah menjilati lipatan memeknya hingga sampai ke klitorisnya dan menghisp-hisap klitoris Bella cukup
lama membuat kaki Bella terangkat menjinjit menahan nikmat.
Saking tak kuat menahan nikmat, kedua tangan Bella merengkuh ke depan selangkangannya . Antara sadar
dan tidak Bella merasa tangannya menyentuh kepala yang sedang bermain diselangkangan Bella dengan
nafsu yang menggelora.
Oh…kenapa khayalan ini begitu nyata ? Bella melihat celana dalamnya sudah terlepas dan tergolek di
lantai, entah kapan dia menanggalkannya dan beberapa kancing bajunya telah tanggal memperlihatkan
teteknya yang montok menggantung bebas dengan tali penahan BH yang telah lepas pula , dan entah kapan
ia melepaskannya.
Lalu Bella merasa, tubuhnya di tekan ke bawah hingga terduduk di lantai, dan Bella melihat bahwa
kepala yang sedari tadi memberikan kenikmatan pada memeknya adalah Wawan teman satu kostnya Retno.
Wawan memandang wajah Bella dengan tatapan penuh rasa birahi yang meledak-ledak , dan Bella sangat
menikmati tatapan itu. Bella merasa Wawan mendorong tubuhnya hingga telentang dilantai yang dingin.
Tapi dinginnya lantai semakin membuat gairah Bella meletup-letup.
Antara khayalan dan kenyataan, Bella melihat Wawan membuka celana-nya dengan tergesa-gesa sekaligus
dengan celana dalam yang ia kenakan.
Begitu terlepas tampaklah kontol Wawan yang demikian tegang keras sangat menggairahkan Bella, napas
Bella semakin sesak dan tatapannya semakin nanar melihat kontol Wawan yang tegak dengan gagahnya,
Ingin rasanya batang kontol itu segera mengaduk-aduk dan mengobok-obok memeknya yang sudah sangat
gatal dan basah , sebagaimana yang sering ia bayangkan pada saat ia mengintip persetubuhan yang
dilakukan oleh Retno dan Shinta di kamarnya.
Rupanya Wawan memahami apa yang ada dalam khayalan Bella. Paha Bella dibuka lebar-lebar dan rok
panjangnya di singkapkan ke atas sampai ke pinggang. Kemudian Wawan memposisikan kepala kontolnya tepat
di depan liang memeknya.
Dengan sangat hati-hati dibantu oleh tangannya, pantat Wawan mulai menekankan kepala kontol untuk
segera masuk menembus memek Bella. memek Bella sudah sangat basah dan berlendir dan sangat membantu
kontol Wawan untuk bisa masuk secara perlahan-lahan.
Walaupun ini adalah pengalaman yang pertama bagi Bella bahwa memeknya ditembus oleh kontol, namun
karena gairah Bella sudah demikian tinggi dan memek Bella pun sudah demikian basah dan licin sehingga
tidak menimbulkan kesulitan yang berarti bagi kepala kontol Wawan bisa memasukinya.Cerita Sex Dewasa
Lalu tiba-tiba Wawan mendorong kontolnya dengan cepat dan… Sreet….. Bella merasakan ada sesuatu di
dalam memek yang sobek dan menimbulkan rasa perih di memeknya. Tapi rasa perih itu kalah oleh sensasi
yang tak terbayangkan nikmatnya. Bella melenguh dan mengerang antara perih dan nikmat
“Aduh….auh…”
Bella merasakan seluruh batang kontol Wawan telah amblas dalam memeknya hingga sampai ke pangkalnya.
Kini kedua selangkangan Bella dan Wawan berimpit dengan rapat dan erat. Mata Wawan terlihat mendelik
menahan nikmat dan kepalanya terdongak ke atas dan Bella-pun merasakan sensasi nikmat yang sama.
Lalu Wawan menarik perlahan-lahan batang kontol yang telah tertancap dan begitu tersisa hanya kepala
kontol yang masih berada di dalam memek Bella, Wawan langsung mendorongnya kembali.
Gerakan maju mundur pantat Wawan dilakukan berdasarkan instingnya sebagai laki-laki, walaupun
persetubuhan ini merupakan yang pertama pula bagi Wawan. Gesekan yang ditimbulkan oleh gerakan keluar
masuknya batang kontol Wawan dengan dinding memek Bella membuat nafas mereka bagaikan ditarik-tarik
dengan cepat dan rasa nikmat semakin membuat mereka melayang-layang.
Makin lama genjotan Wawan diatas tubuh Bella semakin cepat dan bersemangat dan hal itu semakin
melambungkan kesadaran Bella ke awang-awang yang tanpa batas meraih nikmat yang seolah tak berujung.
Dan tanpa sadar pinggul Bella bergerak secara erotis mengimbangi gerakan pinggul Wawan dan tentu saja
goyang pinggul Bella semakin melambungkan kenikmatan mereka semakin tinggi.
Semakin lama gerakan mereka semakin cepat tak terkendali, Bella merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya
menjalar dengan cepat pada aliran darah dan nafasnya. Suatu yang tak dapat dia lukiskan itu bergerak
semakin cepat menghentak-hentakan tubuhnya sehingga akhirnya tanda dapat dikuasainya, tubuh Bella
melenting mengejang kaku dan keluar teriakan panjang
“Aaaaaaakkhh…..”
Rupanya Wawanpun merasakan hal yang sama, ada sesuatu dalam aliran darah dan aliran napasnya yang
menghentak-hentakan badannya tanpa dapat dikuasainya disertai rasa yang sangat…sangat… nikmat tak
terlukiskan. Kemudian badan Wawan melenting kaku dan pantatnya menekan kontolnya hingga amblas sampai
ke pangkalnya dan kedua selangkangan mereka erat merapat. Dan dari mulut Wawan keluar teriakan
“Aaaaaaahh…”
Lalu Wawan merasakan ada gelombang yang sangat dahsyat tak terbendung keluar dari kontolnya menyemprot
dengan deras seluruh rongga memek Bella. Pandangan mata Wawan serasa gelap selama beberapa saat dan
Cret…cret…cret…..semprotan itu keluar entah berapa kali.
Dan Wawan merasakan dinding memek Bella berdenyut-denyut dengan keras bagaikan memeras dan menghisap-
hisap cairan nikmat yang keluar dari kontol Wawan hingga habis. Setelah itu Wawan merasa badannya
bagaikan layang-layang yang terbang tinggi, kemudian benangnya putus secara tiba-tiba.
Badannya melayang secara cepat ke bawah dan ambruk menindih tubuh Bella yang masih mengenakan baju dan
rok serta jilbab dalam persetubuhan itu.
Selama beberapa detik, Bella merasa khayalannya saat ini begitu luar biasa. Bagaikan nyata…., tapi
beberapa menit kemudian, setelah gairahnya surut. Bella merasa heran karena tubuh Wawan masih terasa
berat menindihnya.
Dan ini adalah nyata …bukan khayalan. Ditengah kegalauan pikiran Bella dengan apa yang menimpanya,
tiba-tiba Bella dan Wawan yang masih telanjang menindih tubuh Bella tersentak mendengar teriakan yang
cukup keras.
“Aaaw….., Astaghfirullah!!!” rupanya teriakan itu keluar dari mulut Shinta yang melotot kaget melihat
keadaan mereka seperti itu sambil menutup mulutnya.
Dengan terburu-buru dengan perasaan yang tak menentu Wawan mengenakan celana dalam dan celana
panjangnya yang tergolek dilantai, sedangkan Bella yang masih berada dalam mimpi atau nyata merapihkan
baju rok dan jilbabnya yang acak-acakan serta mengenakan celana dalamnya yang tergolek di lantai.
“Hei…! Apa yang kalian lakukan..? Tak malukah kalian…? Apa kalian tidak takut akan dosa…Hah…?” kata-
kata marah keluar dari mulut Shinta.
Tapi ditenangkan oleh suaminya Retno, walupun kelihatannya ia pun kecewa dengan apa yang dilihatnya.
“Udah..sayaang…tenang… “ kata Retno pada Shinta, kemudian Retno mengajak kami untuk duduk di ruang kerja
dan membicarakan apa yang telah terjadi.
Kesadaran Bella sudah pulih, baru dia menyesal dengan apa yang telah terjadi, kemudian Bella bercerita
tentang kronologis kejadian mulai dari mau mengambil file sampai kembali ke ruangan melihat Shinta dan
Retno sedang bercumbu.
Bella turut terangsang melihat percumbuan mereka yang panas menggelora, dan tanpa sadar Bella turut
larut dalam khayalan percumbuan sepeti yang ia lihat sampai akhirnya ia disadarkan oleh teriakan kaget
dari mulut Shinta, yang Bella sendiri tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, karena perasaannya tadi
dia sedang mengkhayal.
Setelah mendengar cerita dari Bella, Wawan menambahkan bahwa Dia menyusul Retno ke kampus menemani Bella
dan Shinta yang sedang bekerja dari pada bengong sendirian di kamar kost. Tapi begitu dia sampai di
ruangan kantor, dia melihat Bella sedang larut dalam kenikmatan bermastubasi sambil mengintip Retno dan
Shinta bersetubuh.
Wawan pun turut mengintip persetubuhan itu dari sela-sela gordyn yang tak tertutup rapat. Rangsangan
yang ditimbulkan dari mengintip persetubuhan Retno dan Shinta demikian kuat mempengaruhi pikiran Wawan,
sehingga akhirnya secara perlahan-lahan Wawan menghampiri Bella yang sedang terangsang dan berkhayal,
sehingga terjadilah persetubuhan itu.
Persetubuhan yang Wawan dan Bella lakukan demikian panas dan menghanyutkan sehingga mereka tak sadar
bahwa Retno dan Shinta sudah selesai dalam persetubuhannya dan begitu Retno dan Shinta keluar dari ruangan
kantor ketua, mereka berdua kaget melihat Bella sedang ditindih oleh Wawan dalam posisi telanjang.
Setelah mendengar semua pengakuan itu, Shinta dan Retno merasa malu dan bersalah pada Bella dan Wawan.
Akibat ketidak kontrolan mereka dalam melakukan persetubuhan, sahabat-sahabat mereka menjadi korban.
Setelah itu kami berpelukan saling meminta maaf atas apa yang sudah terjadi.
Sumber : Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment